sumber: @Yusuf_Mansur
Berjmaah Lebih Asik
Monday, September 23, 2013
Banyak bedo'a yuuk...
Saturday, August 31, 2013
Yusuf Mansur: Jeratan Hutang Membuat Negeri ini Kehilangan Duapertiga Nafasnya
Lemah akal, minimnya kualitas SDM, dan keserakahan telah membuat Indonesia kehilangan muka. Pintu kemakmuran yang sejatinya siap dimasuki Indonesia dengan istilah “lepas landas” bukan saja tertutup, melainkan pintu itu sendiri seakan hilang dan kabur dalam tujuan.
Lihatlah negeri ini, Indonesia.
Negeri ini memiliki segalanya, keragaman kekayaan alam, lautan dan
daratan, pegunungan dan perbukitan. Semuanya teramat mencengangkan dan
mengundang birahi Negara lain untuk menjamah Indonesia . Apa pun
sebenarnya dari negeri ini menebar sejuta pesona. Tetapi apa yang
tersisa? Hampir tidak ada, kecuali warisan utang bagi anak bangsa dan
masa depannya.
Dulu, penjajah fisik berusaha merampok secara halus atau kasar kekayaan
negeri ini. Kini, justru kita yang ‘menyerahkan’ hampir separuh kekayaan
kita. Dan itu terjadi begitu saja, lantaran kebodohan dan keserakahan.
Kebiasaan berhutang tetapi tak memakainya untuk kegiatan produktif
menjadi alasan utama beralihnya asset nasional ke tangan asing. Telinga
ini bosan mendengar bahwa hutang – hutang Negara yang jumlahnya cukup
fantastis, digunakan untuk kepentingan pribadi dan dibayar melalui uang
rakyat. Amboi, nerakalah masa depan bangsa ini.
Kita sering tidak bisa belajar dari sejarah bangsa. Bagaimana dulu
Belanda menjajah negeri ini. Mula – mula ia mengadakan jalinan dagang,
kemudian ia tebarkan kuku – kuku yang menancap kuat dengan memberikan
permodalan dan menguasai sentra-sentra perekonomian negeri. Mereka juga
membangun pos – pos serta diturunkan juga kekuatan Negara mereka. Bukan
hanya tentara yang menjaga kepentingan mereka, tetapi juga lengkap
dengan tim medis, ahli hukum, birokrat, ekonom hingga wanita – wanita
penghibur. Ketika bangsa ini tidak bisa lagi bernafas, barulah mereka
menampakan wajah aslinya yang sebenarnya.
Tetapi kini, ketika alam kemerdekaan dihirup, justru kita yang memakai
pola – pola penjajah. Menjajah bangsa sendiri, menghisap madu negeri ini
dan membiarkannya layu. Berhutang kanan berhutang kiri, meski tidak
punya kemampuan membayar. Atau karena memang tidak mau bayar. Berutang
menjadi lebih wajib ketimbang mengumpulkan modal dari sumber daya alam
sendiri.
Indoensia ini aneh, ketika sudah tidak ada yang mengadu domba, justru
kita yang menciptakan perkelahian di antara diri kita sendiri. Ketika
tidak ada yang mengundang permusuhan, kita justru yang menyebarkan
undangan untuk keributan, kericuhan, dan kerusuhan. Ketika kita
dijajah lantaran kebodohan, kini kita bangkrut juga lantaran kebodohan.
Bodoh tidak bisa memanfaatkan anugrah Tuhan yang begitu luar biasa,
bodoh tidak bisa menghargai segala karunia-Nya. Bersiaplah menghadapi
prosesi pemakaman sebuah Negara. Bersiaplah menghadapi kepunahan negeri
ini, kehancuran bangsa ini.
Sejak dulu, bangsa ini sudah sadar akan tidak enaknya dijajah. Sejak
penjajah mulai menancapkan kaki – kakinya di negeri ini, mungkin
pendahulu kita juga sudah sadar akan bahaya yang akan menghadang. Akan
tetapi, kesadaran tersebut tertutup oleh persoalan internal bangsa.
Energi habis untuk mengurusi persoalan sendiri, antar bangsa sendiri.
Kira dulu diributkan oleh pertikaian antar kelompok sendiri. Lalai
bangsa ini, kalau justru ada pemangsa yang sedang menyiapkan kuda – kuda
dan menebar jarring untuk memangsa.
Saat itu, bangsa ini menjadi terlambat menyadari. Berapa waktu yang
dibutuhkan untuk mengusir mereka, puluhan bahkan ratusan tahun.
Untunglah masih ada pemikir – pemikir dan pejuang yang murni
memperjuangkan kemerdekaan bagi masyarakat. Untunglah Tuhan masih
berkenan menolong. Kalau tidak, tentu tidak aka nada cerita Indonesia
bangkrut lagi karena tidak pernah merdeka !
Parahnya, setelah kemerdekaan teraih, warisan keburukan internal itu
yang ikut terwariskan, bukan keluhuran budi dan akal para pendahulu.
Sikap egois, saling curiga, tamak, suka mengadu domba dan diadu domba,
mals, bodoh, itu yang diambil sebagai warisan. Bahkan rasanya semua
kekurangan di atas sudah menjadi budaya hingga hari – hari terakhir ini.
Saat ini pun, sebenarnya kesadaran untuk berbenah dan kesadaran untuk
belajar dari kesalahan sudah hinggap kembali di banyak indovidu bangsa
ini. Hanya saja belum menjelma menjadi sebuah kekuatan yang maha dahsyat
untuk segera bisa mengubah peruntungan nasib negeri ini.
Semuanya prihatin, semuanya khawatir, bahwa kita akan mendapati negeri
ini kembali terjajah. Terjajah oleh imperialism modern, bahkan
imperialism yang dilakukan oleh bangsa sendiri. Para pemimpin, para
elite politik saling bertikai, membuat bangsa ini terpecah – belah.
Jeratan hutang sudah membuat negeri ini kehilangan dua pertiga
nafasnya. Perusahaan – perusahaan besar berskala nasional dan menjadi
denyut nadi Negara juga pelan – pelan diambil alih oleh bangsa asing.
Negeri ini terpaksa melepas asset – asset nasional dans entra ekonomi
kepada pihak kreditor dan atau terambil alih, atau … punah lantaran
bangkrut total.
Kita sama berharap, semoga kesadaran menyadari hal di atas cepat
membuahkan tindakan positif. Supaya ketika mata ini terbuka, kita belum
menjadi debu. Supaya ketika mata ini terbuka kita masih dapat melihat
anak – anak Indonesia ceria dan mengurai senyum. Ya, samalah berharap
agar kita semua dapat berbenah diri. Siapa pun tentu tidak ingin
mendapati negeri ini terjajah kembali, baik fisik maupun psikis.
Keterjajahan akan membuat kebebasan terikat.
Banyak kawan yang protes terhadap pendapat bahwa Negara ini akan
bangkrut. Kata mereka, Negara ini justru sudah bangkrut ! Sudah diajjah !
Nagar ini sudah tergadai, berikut kehormatan, harga diri dan harapan
bangsanya. Dan yang lebih parah lagi, ketika terpuruk, justru ada pohak –
pihak yang mengambil kesempatan dalam kesempitan dana mengambil
tindakan penyelamatan untuk dirinya sendiri saja. Persis seperti ribuan
penumpang karam yang berebut hanya puluhan sekoci.
Meski demikian tetaplah lebih baik optimis terus, bahwa negeri ini
belumlah hancur. Tentu saja sifat optimistic harus dibarengi dengan
pembenahan – pembenahan. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.
Tidak ada yang bangkrut kemudian tidak bisa jaya lagi. Sebagaimana
sangat mungkinnya yang jaya pun bisa menjadi hina. Sekali lagi, mari
lakukanlah pembenahan dan pembenahan tidak usah berharap dimulai dari
orang lain. Mulai saja dari diri sendiri dan lingkungan sekitar,
pasangan hidup, anak, adik, kakak dan seterusnya. ***
*Referensi : Buku Membumikan Rahmat Allah karangan Ust. Yusuf Mansur hal 113- 118
http://pks-dpcpancoran.blogspot.com/2013/08/jeratan-hutang-membuat-negeri-ini.html
yuuk ikutan koperasi ustadz...utk Indonesia: koperasidaqu.com
Thursday, August 15, 2013
Merdeka
M E R D E K A....!!!
15. Besok, asing lah yang harus belajar bahasa
Indonesia. Sebab kita investor mereka. Kita bosnya. Bukan kita melulu yang kudu
belajar bahasa2 asing.
39. Oke... Take hati2 ya... Atau... Be hati2 ya...
40. Rusak, rusak dah tuh bahasa asing, he he he.
Selama ini bahasa indonesia yg dah pada rusak, he he. Bangga lah sama bahasa
sendiri.
41. Tapi sekarang, ya mau gimana? Bos2nya die pade...
Mau ga mau kite ngikutin bahasa die semua... Beda urusan kalo kita bosnya...
Keren.
42. "Mister... Tolong ambilin aer ya..."
Begitu kata seorang majikan. Rupanya, pembantunya orang London. *keselek. Tuh
pembantu jawab: InsyaAllah.
43. Yang ga usah diganti, bahasa inggris di kesetan.
Biar aja tulisannya welcome. Jangan diganti, he he he. Buat keset sepatu
soalnya, hi hi hi.
46. TKW... Bukan tenaga kerja wanita... Tapi Tenaga
Kerja Woman... He he he. Seru, bule2 yg nyetrika, he he. Paling dicemburuin
bokin, ha ha ha.
47. Mau tau ga? Yg keren apa? Kita take-over utang
pemerintah. Asal pada mau denger saran, keluhan, nasihat, dan doa kita2
rakyatnya. Iya ga?
Artikel ini
terdengar seperti mimpi,. Ya.. berawal dari mimpi seorang anak bangsa yg
dibawa dlm do’a dan action, lebih lengkapnya silahkan cek di:
Website: yusufmansur.com
Twitter: @Yusuf_Mansur
Gerakan Ekonomi Merah Putih
Gerakan Ekonomi Merah Putih
Negara kalo mau ngutang, ke kita aja. Keren
daaaahhh...
11. Dulu orang asing yg beli2in Indonesia. Besok,
dengan recehan aja, kita bisa beli2in perusahaan asing, atau yg dah dijual ke
asing. Recehan sahaja.
12. Kenapa bisa begitu? Sebab Indonesia GUEDE BUANGET
(250jt jiwa, menurut Kepala (BKKBN) Fasli Jalal)
Open your mata... Open your telinga... Jangan semua open your eyes, your ears.
Harus ada unsur Indonesianya.
9. 100rb
dari 100jt orang? 1T. Gede, tapi ringan. Jangan kan pesawat. Pabrik pesawat
bisa kita beli.
16. Duit
tidur kawan2 dari rakyat kecil, 100, 200, 500rb, di bank masing2. Tapi pada ga
sadar, bahwa itu berarti 1T, 2T, 5T. Sebab jutaan orangnya.
Artikel ini
terdengar seperti mimpi,. Ya.. berawal dari mimpi seorang anak bangsa yg
dibawa dlm do’a dan action, lebih lengkapnya silahkan cek di:
Website: yusufmansur.com
Twitter: @Yusuf_Mansur
Saturday, July 27, 2013
TL 27 Juli 2013
Subscribe to:
Posts (Atom)